Ini ada komentar di blog yang nanya persis seperti judul note ini. Tetapi terpaksa aku reject karena sebagian isinya agak berbau SARA...ntar bahaya kalau di publish...Tetapi coba kita jawab sama2...Inilah jawaban versi aku...
Pertama : secara umum kalau kita lihat hampir semua profesi dan bukan hanya SpOG, sebagian besar diisi oleh cowo. Bahkan untuk profesi2 yang "seharusnya" banyak diisi oleh cewe pun seperti tukang salon dan tukang masak (Chef) masih diisi oleh cowo juga. Mungkin ini didasari oleh nilai yang dipegang bahwa cowo bertanggung jawab untuk mencari nafkah (walaupun banyak juga cewe yang menjadi tulang punggung keluarga).
Kedua ini yang alasan khusus...aku mau cerita dikit tentang bagaimana sistem pendidikan obgyn sebelum era 2000-an. Dulu pendidikan obgyn di banyak center umumnya dikenal "keras", karena kerjanya menyangkut dua nyawa sekaligus. Sistem senioritas yang sangat2 feodal serta budaya paternalistik yang kuat. Junior harus bisa menerima kalau di marah (caci-maki) oleh seniornya (bisa saja melawan, tetapi gak bakalan selesai sekolahnya). Karena junior mendapatkan keterampilan "kasar"nya dari senior. Sehingga dulu perbandingan residen obgyn yang cowo dengan cewek kira2 1 banding 20 atau bahkan lebih besar lagi. Jadi cewe yang benar2 bermental baja saja yang berani ikut pendidikan obgyn.
Nah belakangan nilai2 keras seperti itu sudah mulai hilang,kalau dulu ngelihat senior seperti melihat "hantu", belakangan bisa canda2an dengan senior, bahkan ada junior yang cendrung "kurang ajar". Sehingga dengan perubahan2 ini mulai banyak cewe yang berani masuk pendidikan obgyn dan Alhamdulillah sampai sekarang sudah banyak obgyn2 cewe. Tetapi sebetulnya kasihan cewe yang jadi obgyn, kerjanya yang gak kenal waktu dan tentu saja sangat menyita waktu serta sangat menguras energi. Sering meinggalkan rumah, sering malah di malam hari. Aku yang sudah menjalani profesi tahu persis bagaimana rasanya...jadi salut dan penghargaan luar biasa deh buat rekan obgyn yang cewe....
Bagaimana kira2 pendapat teman2 terhadap pertanyaan diatas ?
Pertama : secara umum kalau kita lihat hampir semua profesi dan bukan hanya SpOG, sebagian besar diisi oleh cowo. Bahkan untuk profesi2 yang "seharusnya" banyak diisi oleh cewe pun seperti tukang salon dan tukang masak (Chef) masih diisi oleh cowo juga. Mungkin ini didasari oleh nilai yang dipegang bahwa cowo bertanggung jawab untuk mencari nafkah (walaupun banyak juga cewe yang menjadi tulang punggung keluarga).
Kedua ini yang alasan khusus...aku mau cerita dikit tentang bagaimana sistem pendidikan obgyn sebelum era 2000-an. Dulu pendidikan obgyn di banyak center umumnya dikenal "keras", karena kerjanya menyangkut dua nyawa sekaligus. Sistem senioritas yang sangat2 feodal serta budaya paternalistik yang kuat. Junior harus bisa menerima kalau di marah (caci-maki) oleh seniornya (bisa saja melawan, tetapi gak bakalan selesai sekolahnya). Karena junior mendapatkan keterampilan "kasar"nya dari senior. Sehingga dulu perbandingan residen obgyn yang cowo dengan cewek kira2 1 banding 20 atau bahkan lebih besar lagi. Jadi cewe yang benar2 bermental baja saja yang berani ikut pendidikan obgyn.
Nah belakangan nilai2 keras seperti itu sudah mulai hilang,kalau dulu ngelihat senior seperti melihat "hantu", belakangan bisa canda2an dengan senior, bahkan ada junior yang cendrung "kurang ajar". Sehingga dengan perubahan2 ini mulai banyak cewe yang berani masuk pendidikan obgyn dan Alhamdulillah sampai sekarang sudah banyak obgyn2 cewe. Tetapi sebetulnya kasihan cewe yang jadi obgyn, kerjanya yang gak kenal waktu dan tentu saja sangat menyita waktu serta sangat menguras energi. Sering meinggalkan rumah, sering malah di malam hari. Aku yang sudah menjalani profesi tahu persis bagaimana rasanya...jadi salut dan penghargaan luar biasa deh buat rekan obgyn yang cewe....
Bagaimana kira2 pendapat teman2 terhadap pertanyaan diatas ?
